Kejahatan Internet Terhadap Anak dan Orang Dewasa yang Sering Terjadi

Saat ini banyak anak-anak yang menggemari jejaring sosial dari internet. Mulai dari chatting dari IRQ, ICQ, Yahoo Messenger, hingga Friendster, Facebook, dan sebagainya. Dengan jejaring sosial  itu mereka tidak hanya bisa berkomunikasi dengan teman-teman mereka, tapi juga mencari teman-teman baru dari internet.

Nah sayangnya, jika di dunia nyata seorang anak bisa melihat langsung penampilan orang-orang yang akan jadi teman mereka, di internet tidak begitu. Meski ada fasilitas video conference sehingga kita bisa bertatap langsung atau juga dengan suara, namun kebanyakan hanya berkomunikasi via tulisan/teks saja. Akibatnya mereka tidak mengetahui apakah calon teman mereka itu seusia mereka, sangar atau tidak, bahkan jenis kelamin pun belum tentu tahu karena hal itu bisa dipalsukan.

Jika di dunia nyata, begitu seorang anak melihat ada bapak-bapak yang mendekati dan ingin jadi teman mereka, boleh dikata mereka akan menolak karena merasa tidak nyaman berkawan dengan orang asing yang tidak seusia dengan mereka. “Jijay” atau “Najong”, mungkin begitu komentar mereka kalau ada bapak-bapak yang ingin kenalan dan jadi sahabat mereka. Nah di jejaring sosial seperti Friendster, Facebook, atau instant messenger seperti YM tidak begitu.

Bapak-bapak ini bisa menulis kalimat-kalimat gaul yang menarik sehingga anak-anak kita tertarik untuk chatting atau email-emailan dengan mereka. Anak-anak kita tidak langsung tahu kalau mereka itu bapak-bapak. Saat tahu, mungkin sudah terlambat. Mereka terlanjur jatuh hati. Seorang yang sangar dan pemarah, lewat tulisan bisa menyembunyikan kemarahan mereka dan menulis tulisan seolah-olah mereka orang yang penyabar, bijak, dan menyenangkan. Berbagai penampilan fisik dari wajah yang seram atau ekspresi wajah yang geram tidak dapat kita rasakan dari komunikasi dengan tulisan.

Akibatnya banyak orang, terutama wanita terlanjur jatuh hati hanya karena tulisan-tulisan “temannya” yang menarik sehingga melakukan temu darat. Karena terlanjur akrab di dunia maya, maka lama kelamaan mereka ingin bertemu dengan teman dunia maya mereka. Seperti apa sih orangnya?

Memang ada yang menemukan jodoh dan menikah. Namun banyak juga yang menemukan nasib tragis. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun banyak yang mengalami nasib tragis.

Ada seorang pria Amerika yang tertipu dan mentransfer sejumlah uang kepada teman chattingnya di India agar temannya di India bisa berangkat naik pesawat ke Amerika untuk menemuinya. Ternyata setelah uang ditransfer, temannya itu tidak dating-datang sehingga akhirnya pria Amerika itu sadar dia telah ditipu. Apalagi setelah diperiksa fotonya, ternyata foto yang diberikan adalah foto Aishwarya Rai, mantan ratu kecantikan dunia dari India. Bisa jadi teman chattingnya itu bahkan bukan seorang wanita, karena sangat mudah bagi seorang pria untuk menyamar sebagai wanita di dunia chatting.

Bahkan ada beberapa wanita yang diajak bertemu oleh teman chattingnya, namun ketika bertemu hartanya dirampas dan kemudian di bunuh. Jika kita baca artikel di bawah, ada banyak sekali kasus pembunuhan yang berawal dari internet:

http://en.wikipedia.org/wiki/Internet_homicide

Entah itu lewat perkenalan online yang disusul dengan temu darat. Ada juga yang karena alamat rumahnya bisa dilacak di internet akhirnya bisa ditemui dan dibunuh oleh pembunuhnya. Oleh karena itu rahasiakan alamat rumah anda di internet. Nama kota atau kelurahan sudah cukup.

Di Indonesia saja ada kasus siswi SMA yang berkenalan dengan seorang pria via Facebook. Mungkin lantaran jatuh hati, lantas anak perempuan itu bertemu darat dengan pria yang jadi teman chattingnya. Ternyata dia akhirnya dibawa kabur dan dikawin siri selama 2 minggu. Teman chattingnya itu ternyata pria separuh baya yang sudah punya 2 istri!

Ada juga mahasiswi yang tewas dibunuh setelah berkenalan lewat chatting kemudian melakukan temu darat dengan iming-iming diberi pekerjaan sebagai artis dengan gaji besar. Padahal yang menawarkan pekerjaan tersebut ternyata hanyalah pengangguran lulusan SMA.

Jika orang dewasa saja bisa tertipu oleh para penjahat lewat internet, apalagi anak-anak atau ABG. Mereka lebih rentan karena mereka lebih polos. Jadi tidak ada salahnya anda mengawasi kegiatan chatting anak-anak anda.

Sebagai contoh ada seorang penulis “Surat Pembaca” di Kompas yang menulis bahwa di Sukabumi sudah ada 8 anak SMP yang diculik dan jadi korban penjualan manusia (human traficking) setelah bertemu (kopi darat) dengan “kenalan” mereka di internet. Kadang mereka mengiming-imingi pekerjaan menarik seperti jadi artist sinetron dengan bayaran yang tinggi. Padahal kenyataannya tidak benar.

Bulan Juni 2010 seorang siswa SMPN Dewi Fatimah 15 th pamit kepada orang tuanya untuk menemui seorang pria yang diketahui berinisial SH, yang dikenalnya lewat jejaring sosial Facebook pada Sabtu (26/6). Kemudian, pada Senin (28/6) malam, Dewi ditemukan tewas di lapangan Jalan Utama Kavling Departemen Luar Negeri (Deplu), Kelurahan Pondok Karya, Pondok Aren dengan keadaan mulut dan kaki terluka dan jeratan tali di leher.

Beri mereka nasehat untuk berhati-hati. Tanya siapa teman chatting mereka. Apakah ada orang yang tidak dikenal? Jika ada “teman chatting” yang belum dikenal langsung di darat dan ingin bertemu, minta anak anda melapor kepada anda sehingga anda bisa menelitinya. Jika perlu, temani anak anda ketika menemuinya.

Selain kejahatan di atas, ada juga kejahatan lain seperti Penjualan Online tipuan. Kasus ini menimpa Chumpon Korp Phaibun, warga negara Thailand. Chumpon tertipu oleh sebuah situs Indonesia, yakni http://www.henbing.com. Melalui situs itu Chumpon bertransaksi membeli sebuah jet ski seharga 19.520 dollar Amerika. Namun, setelah mengirimkan uang ke dua rekening di Bank Mandiri, jet ski pesanannya tidak juga datang.

Ada juga berbagai email yang umumnya berasal dari negara-negara di Afrika yang menyatakan bahwa mereka mempunyai uang jutaan dollar dan ingin mentransfer uangnya ke anda. Mereka mengiming-imingi anda dengan komisi yang amat besar. Jika anda ladeni, mereka akan minta nomor rekening anda, kemudian akhirnya justru minta anda mentransfer uang ke mereka sebagai biaya administrasi/konsultasi.

Ada juga berbagai email tipuan yang menyatakan bahwa email anda akan masalah kecuali anda login ke situs yang mereka berikan. Nah ketika anda mengisi alamat email dan password anda, maka mereka bisa segera “membajak” email anda dan meminta uang kepada teman-teman yang ada di address book anda melalui email. Oleh karena itu jangan sekali-kali memberi tahu password anda ke orang lain atau pun mengisi password ke situs yang tidak anda kenal. Jika anda pemakai yahoo.com, maka anda harus login ke yahoo.com. Bukan situs yang lain. Bahkan meski pengirim anda memakai email xxx@yahoo.com karena sesungguhnya membuat email di yahoo.com itu mudah dan gratis.

Selain kejahatan internet di atas, ada juga bahaya lain yang bisa menimpa anda. Dulu ada pemeo: “Mulutmu harimaumu”. Artinya mulut anda bisa membuat anda celaka jika anda berkata yang menyakitkan orang lain. Sekarang ada pemeo: “Internetmu harimaumu.” Jika anda sembarang menulis email atau pun blog di internet, bisa jadi anda berakhir di penjara karena adanya UU ITE dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. Prita dan Luna Maya pernah merasakan jeratan pasal UU ITE tersebut.

Sebab itu jika hati anda sedang panas atau emosi, jangan segera menyentuh komputer anda. Menjauhlah lebih dulu dari komputer anda. Jika perlu matikan dulu internetnya. Tunggu hingga minimal 3 hari sebelum menulis di internet lagi.

Beberapa pembunuhan via internet:

Internet homicide

From Wikipedia, the free encyclopedia

Christian Grotheer, known as “Germany’s First Internet Killer,” confessed to two murders in 2009. According to an article in the London Telegraph, he admitted to “murdering women he met in online chat rooms.”

Bernard George Lamp, a 51 year old resident of Troutman, North Carolina was charged with murder and first-degree kidnapping on March 22, 2008 in the death of Bonnie Lou Irvine, 52, of Cornelius, North Carolina; according to news reports, she had “had agreed to meet the man accused of killing her after encountering him on Craigslist.”

Armin Meiwes, known as the “Rotenburg Cannibal” and “The Internet Cannibal”, was convicted in 2004 of the consenual suicide-murder pact crime of killing and eating a man whom he had met through the internet.

John Edward Robinson, known in the media as “The Internet Slave Master” and “the first Internet serial killer”, met his victims through the internet and tortured them to death.

Baca selengkapnya di:

http://en.wikipedia.org/wiki/Internet_homicide

Kejahatan Cyber Tinggi, Polisi Menerima Laporan dari 17 Negara

Kasus terbaru yang ditangani polisi, yaitu penipuan melalui situs berkedok penjualan barang. Kasus ini menimpa Chumpon Korp Phaibun, warga negara Thailand. Chumpon tertipu oleh sebuah situs Indonesia, yakni http://www.henbing.com. Melalui situs itu Chumpon bertransaksi membeli sebuah jet ski seharga 19.520 dollar Amerika. Namun, setelah mengirimkan uang ke dua rekening di Bank Mandiri, jet ski pesanannya tidak juga datang.

Baca selengkapnya di:

http://tekno.kompas.com/read/xml/2008/07/24/07303570/kejahatan.cyber.tinggi.polisi.menerima.laporan.dari.17.negara

Awas Jadi Sasaran Predator Seks!

Pelaku kejahatan seksual internet  – yang juga dikenal sebagai predator online – justru orang dewasa yang mengincar para remaja sebagai target, lalu merayu para korban untuk melakukan hubungan seksual.

Baca selengkapnya di:

http://www.kompas.com/read/xml/2008/02/19/17204951/awas.jadi.sasaran.predator.seks

Kejahatan Lewat Internet Marak

Saya menjumpai kasus kejahatan berkedok pertemanan di Facebook, seperti terjadi di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Ada delapan anak SMP menjadi korban dalam modus kejahatan ini. Mereka berkenalan lewat Facebook, lalu melakukan ”kopi darat” (bertemu). Akhirnya mereka dibawa untuk dijadikan human trafficking.

Baca selengkapnya di:

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/11/14/02515682/redaksi.yth

tkmasak
Harapan dan Doa agar membantu Remaja Putri yang hilang …
Minggu lalu 15 Oktober saya menerima undangan pihak Metro TV untuk membahas penculikan Devie Permatasarie yang menghilang sejak 5 oktober 2010. Miris hati mengetahui terjadi kembali korban penculikan dimana modus operandinya menggunakan situs jejaring sosial FaceBook. Setelah bertemu dengan keluarga korban dan sahabat Devie distudio Metro TV diperoleh data korban bersedia menemui pelaku setelah dijanjikan akan diberikan BB dan uang Rp 50.000/minggu. Masya Allah ……
Belum lepas dari ingatan saya bulan Juni 2010 seorang siswa SMPN Dewi Fatimah 15 th pamit kepada orang tuanya untuk menemui seorang pria yang diketahui berinisial SH, yang dikenalnya lewat jejaring sosial Facebook pada Sabtu (26/6). Kemudian, pada Senin (28/6) malam, Dewi ditemukan tewas di lapangan Jalan Utama Kavling Departemen Luar Negeri (Deplu), Kelurahan Pondok Karya, Pondok Aren dengan keadaan mulut dan kaki terluka dan jeratan tali di leher.

Sahabat sahabatku riset iseng yang saya lakukan menghasilkan bulan Oktober 2009 Rohmatul Latifah Asyhari, 16 diJombang mengalami penculikan oleh Anis Asmara 41 th yang dikenalnya via Facebook.Dibulan dan tahun yang sama kasus serupa terjadi juga di Kota Medan dimana korban Candra warga PekanBaru diculik oleh Yudawanto warga Medan dengan meminta tebusan 200 juta kepada keluarga korban. Mereka berkenalan melalui jejaring sosial lalu bertukar nomor handphone lalu korban memutuskan untuk mengunjungi pelaku dikota Medan. Tentunya tak pernah terbersit difikiran korban kunjungan persahabatan akan berakhir menjadi drama penculikan.

Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyatakan ada 7 kasus penculikan/bulan dimana korban berkomunikasi melalui jejaring sosial Facebook. Sebagai praktisi dan orangtua , besar harapan agar Devie segera ditemukan dalam kondisi selamat. Mengkaji dari berbagai kasus yang kerap terjadi diberbagai kota besar, saya berharap para Petinggi Manajemen Telekomunikasi di Indonesia dan seluruh stake holder Telekomunikasi bersedia lebih gencar mensosialisasikan pentingnya berinternet dengan aman melalui jejaring sosial agar tiada lagi korban korban berjatuhan.Jangan lagi ada Latifah, Devie, Dewi, Nova, Chandra lain dibumi Indonesia .Korban korban merupakan anak anak remaja usia Sekolah Menengah Pertama yg labil .. Sulit disalahkan saat mereka tertarik untuk memiliki HandPhone yang menawarkan kemudahan akses situs jejaring sosial ditengah gempuran iklan para Operator Telekomunikasi dan Handset yang marak bertebaran disetiap penghujung jalan.Keterbatasan pengetahuan akan bahayanya menaruh data asli disitus jejaring sosial dimanfaatkan segelintir pihak untuk melakukan tindakan kejahatan pemerkosaan, penculikan bahkan hingga mengalami pembunuhan.

Sungguh mengenaskan fenomena yang terjadi pada remaja remaja putri kota besar diIndonesia,Maraknya korban bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata dan aparat penegak hukum , tetapi tanggung jawab kita semua sebagai para pelaku IT diranah maya

Semoga kita tidak hanya berdiam melihat angka angka statistik yg terus bertambah. Jika kaskuser mengenali foto korban dilingkungan anda harap segera memberikan info pada saya via pm atau admin kaskus untuk diteruskan kepada keluarga korban dan Aparat Poltabes Bandung yang saat ini bergulat dengan waktu siang dan malam mencari keberadaan Devie .

Salam Prihatin dari belantara Maya …

Judith Lubis

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5642004

 

2 Tanggapan

  1. bener2 serem yaaa?

  2. […] Kejahatan Internet Terhadap Anak dan Orang Dewasa yang Sering Terjadi […]

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.