“Ustad” Ngamuk Karena Ditilang Tak Pakai Helm

Kiai Ngamuk

Kepala Unit Laka Lantas Satlantas Polres Karawang Heri Nurcahyo menghadapi seorang bersorban yang marah2 karena tak mau ditilang saat operasi Lodaya Zebra 5 Desember 2013, karena tidak menggunakan helm.

“Ustad” tersebut marah-marah sambil menggebrak meja. Dia merasa polisi menganggapnya sebagai teroris. Berulang-kali kata “bajingan” terlontar di mulutnya. “Bajingan semua!”, katanya sehingga ada yang berucap “Astaghfirullah saat mendengar itu.

Akhirnya daripada ribut, polisi pun mempersilahkan pergi.

“Kalau kalian bukan orang Islam, sudah saya bomi kalian semua”, katanya sebelum pergi.

Sekedar memberi masukan. Baik polisi atau pun ustad tersebut ada benarnya dan mungkin ada juga salahnya.

Yang pertama dari segi akhlaq, minimal yang terjadi saat itu, sikap polisi yang sabar dan mengalah merupakan sikap bijaksana yang terpuji. Dengan banyak anggota yang bersenjata lengkap dengan pistol dan senapan, mudah sekali bagi para polisi untuk menembaknya dengan dalih melawan petugas. Tapi tidak dilakukan. Dan melepasnya pergi adalah kebijaksanaan sehingga tidak terjadi keributan.

Ada pun ustad tersebut harusnya menunjukkan akhlaq yang mulia. Nabi saat dilempar unta beliau tidak marah dan memaki. Tapi berabar:

“Tetapi orang yang bersabar dan mema’afkan, sesungguhnya (perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.“ [Asy Syuura:43]

“..Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.“ [Al Anfaal:46]

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” [Al Humazah 1]
 
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah” [Al Qalam 10-11]

Di sisi lain, banyaknya pengemudi sepeda motor yang melawan aturan seperti melawan arus, naik jalur busway, naik trotoar, dsb menunjukkan banyak pengemudi motor yang tidak tahu aturan. Bisa tidak punya SIM, bisa juga SIMnya menembak. Di sini pernyataan Ustad tersebut ada benarnya.

Setiap orang termasuk ustad hendaknya pakai Helm demi keselamatannya sendiri.

Tapi jika ada ustad yang pakai peci atau sorban, polisi hendaknya tenggang rasa dengan tidak menilangnya. Toh saya lihat ada juga polisi yang pakai topi polisi (bukan helm) naik sepeda motor. Bisa jadi itu tuntutan profesi untuk menjaga wibawa mereka. Jika ustad pakai helm, saat ummat melihatnya, bisa jadi ada yang berkesan beda.

Jadi soal ini tenggang rasa sedikitlah. Toh ada juga para polisi yang memaklumi hal ini.

Di sisi lain, memang ada ustad yang akhlaqnya kasar sekali. Teman saya bercerita bagaimana ada orang yang pakaiannya seperti pakaian orang Arab, tapi mulutnya kotor sekali. Memaki-maki hanya karena ada kesalahan sedikit.

Dan ini ada contoh orang yang dicuci-otak oleh aliran yang tidak berakhlaq tsb:

Umam Safarudin: Setelah dedengkot2 syiah, kawan2 karib lu mati. inshallah israel menyusul. moga sya d beri kesempatan menggal leher org2 syiah yahudi majusi kafir, termasuk admin page ini. CATAT! SAYA BERNIAT NEBAS LEHER ANDA!

Bayangkan. Beda keyakinan saja ingin main bunuh. Padahal Nabi tidak membunuh orang2 kafir kecuali sekedar untuk membela diri. Nabi justru meng-Islamkan mereka tanpa paksaan.

Ini niscaya bisa jadi bibit-bibit kekerasan di Indonesia jika tidak dicegah. Bisa membuat Indonesia Perang Saudara sebagaimana di Libya dan di Suriah. Ini adalah orang-orang hasil cuci otak aliran yang ekstrim sehingga jadi pembunuh sadis yang mampu memakan daging manusia. Sudah keluar dari Islam meski dia berteriak Allahu Akbar setiap memakan daging manusia:

Wahabi

Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi manusia karena ditakuti kejahatannya. (Mutafaq’alaih)

Dua sifat tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin yaitu kikir (bakhil) dan akhlak yang buruk. (HR. Ahmad)

http://mediaislamraya.blogspot.com/2013/09/akhlaq-buruk-dan-bangkrut-di-akhirat.html

Sebaliknya, akhlaq Nabi halus sekali:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu…” [Ali ‘Imran 159]
Sesungguhnya tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim)

http://mediaislamraya.blogspot.com/2012/09/akhlaq-nabi-muhammad-saw.html

Catatan: Orang seperti ini biasanya menolak disebut Kiai. Tapi disebut Ustad atau Syeikh.

Polisi : Saya Bilang Assalamualaikum, Enggak Dijawab

Kepala Unit Laka Lantas Satlantas Polres Karawang Heri Nurcahyo: “Waktu itu beliau sudah diberhentikan karena tidak menggunakan helm. Anggota kami tengah melakukan pencatatan identitas nama yang bersangkutan di surat tilang, tapi beliau marah-marah, malah sambil gebrak meja,”

Mendengar ada pengguna kendaraan marah-marah di meja tilang, ia pun menghampirinya. Heri mengaku sempat mengucapkan salam, namun tidak dijawabnya.
“Saya bilang assalamualaikum, tapi enggak dijawab. Malah marah-marah, saya bilang astagfirullahaladzim, dia malah marah-marah lagi. Dia bilang keliling Indonesia enggak pake helm masih aman,” ujar Heri.

http://www.tribunnews.com/regional/2013/12/07/polisi-saya-bilang-assalamualaikum-enggak-dijawab

Kyai Ditilang Ngamuk Karena Pake Sorban Bukan Helm

http://www.youtube.com/watch?v=EDnYNaAbCUw

Satu Tanggapan

  1. Masyaallah,,
    jangan lh meniruh smua ini,
    abil hikma ny aja,, buang yang buruk,, ambil ynk bisa di gunakan untuk adap kita sesama umat mu,,

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: