Saat puluhan juta hektar lahan tanah subur dikuasai oleh segelintir pengusaha asing dan nasional, wal hasil puluhan juta petani dan peternak Indonesia menjadi penganggur. Mereka cuma bisa merasakan sesaknya dan pedihnya asap yang dihasilkan saat para pengusaha tsb membakar lahannya guna meratakan tanah untuk ditanami.
Jika petani kita menanam tanaman yang dibutuhkan rakyat seperti padi, jagung, kedelai, dsb, pengusaha perkebunan ini tidak.
Yang mereka tanam adalah Kelapa Sawit dan tanaman lain guna memenuhi kebutuhan dunia, khususnya AS dan Eropa. Wal hasil Indonesia ini kekurangan beras, kedelai, sapi, susu, dsb sehingga akhirnya harus impor.
Dulu Soeharto membuat garis tegas. Pengusaha tidak boleh terjun dalam sektor agribisnis. Yang bisa berkebun dan bertani hanya para petani dengan penguasaan lahan setiap keluarga rata2 1-2 hektar saja. Pemerintah membantu petani dengan pupuk, pestisida, dan juga bibit unggul. Bahkan pemerintah sengaja membuat BUMN untuk membuat pupuk seperti Pabrik Pupuk Kujang dan Kaltim. Pemerintah juga mendirikan berbagai Balai Penelitian Pertanian guna menghasilkan bibit unggul. Berbagai program transmigrasi di lakukan di mana setiap transmigran diberi lahan sebanyak 2 hektar dan juga rumah.
Harusnya sekarang lebih baik dari itu. Bukan malah lebih buruk.
Silahkan baca juga:
Cara/Solusi Mengatasi Kemiskinan di Indonesia
https://infoindonesiakita.com/2008/01/15/cara-solusi-mengatasi-kemiskinan-di-indonesia/
Asap Riau karena Pemerintah Izinkan HTI dan Perkebunan Skala Besar
“Jangan seperti yang terjadi di Kepulauan Meranti (Riau), ketika konsensi PT NSP terbakar, menjalar ke perkebunan masyarakat tapi tidak ada yang tanggungjawab, sehingga 500 lebih kepala keluarga kehilangan mata pencaharian,” tegasnya.
http://www.muslimedianews.com/2014/03/asap-riau-karena-pemerintah-izinkan-hti.html
Filed under: Kemandirian Nasional |
Tinggalkan Balasan