Inilah grafik Drone (pesawat tak berawak) Sentinel AS. Jika jarak Drone sudah melebihi 200 km, mau tak mau harus pakai satelit untuk komunikasi (panjang Indonesia 5000 km). Sebab meski di pesawat tidak ada pilotnya, di darat tetap saja harus ada yang mengontrol sehingga pesawat bisa pulang dgn selamat.
AS yang punya Satelit Militer sendiri saja Drone-nya bisa dibajak Iran karena komunikasi satelitnya dijamming. Bagaimana dgn Indonesia yg satelitnya dikuasai oleh Singapura/Negara2 Asing via penjualan Indosat dan Telkom? Bisa2 Drone Indonesia jadi Kado Ulang Tahun negara2 asing tsb… 🙂
Satelit itu adalah sistem komunikasi yang merupakan media internet, percakapan HP/telepon, transaksi bank, komunikasi pesawat terbang, kapal laut, rudal, dsb. Jadi kalau satelit kita dikuasai asing, itu NKRI sudah tidak utuh lagi. Karena wilayah udara kita sudah dikuasai asing.
Nabi dan Para Khalifah Rosyidin paham Militer sehingga bisa membela ummatnya dari serangan kaum kafir/munafik.
Jika presiden Indonesia tidak paham Militer, hancurlah Indonesia. Apa lepasnya Timtim, Pulau Sipadan dan Ligitan tidak jadi pelajaran bagi kita?
Jika Presiden tidak paham militer, bisa2 saat negara2 asing seperti Portugis, Belanda, atau Jepang menyerang dulu, presiden ini sudah kabur duluan naik becak… 🙂
Saat kabur mungkin tidak perlu lagi sutradara yang mengaturnya untuk akting…
http://theaviationist.com/category/captured-stealth-drone/
Jika Jokowi Jadi Presiden: Malaysia dan Singapura Gentar atau Tertawa?
https://infoindonesiakita.com/2014/06/24/jika-jokowi-jadi-presiden-malaysia-dan-singapura-gentar-atau-tertawa/
Filed under: Pemimpin |
Tinggalkan Balasan