Novela Nawipa ini katanya Ketua DPW Gerindra di Papua. Artinya dia punya anak buah. Jadi minimal ada 2 pemilih Gerindra di kampungnya.
Toh dgn alasan Noken, KPU merampas hak suaranya sehingga perolehan Prabowo di kampungnya bahkan di kabupatennya = 0. Padahal jangankan 1 suku (aneh juga tiap kecamatan dijadikan 1 suku), suami istri atau kakak adik saja bisa beda pilihan. Jadi kenapa main paksa begitu?
Rumahnya pun dirusak. Polisi diam saja. Tak ada orang2 yang ditangkap atau sekedar penyelidikan. Bahkan dia difitnah merusak rumahnya sendiri. Memang ada orang yang begitu? Jika begitu, harusnya polisi tetap menyelidikinya untuk mengetahui pelaku sebenarnya bukan?
Cuma orang yang zholim akan tetap zholim. Sulit bagi mereka untuk mengetahui kebenaran. Tak bisa menegakkan kebenaran.
Saya salut akan sikap saudari Novela Nawipa, saudara Elvincent Dokomo, saudara Satoni dan semua individu-individu yang telah memberikan kesaksian dengan berani, jujur, tanpa pamrih dalam membela keadilan dan kebenaran di Mahkamah Konstitusi.
Mari kita acungkan jempol kita di Facebook ini untuk mereka.
Filed under: Pemilu |
Tinggalkan Balasan