Mental Preman dan Makelar. Jika sudah habis yang dijual, apalagi yg mau mereka jual?
Ibarat menjual angsa petelur emas. Jika sebelumnya tiap hari dapat emas, begitu dijual mereka dan bangsa Indonesia tidak dapat lagi.
Zaman dulu ada cerita seorang petani yang mempunyai angsa yang bertelur emas. Setiap hari dia dapat telur emas seberat 1 kg sehingga hidupnya makmur.
Sampai ada seorang kaya yang menawarkannya 300 kg emas untuk membeli angsa emas tersebut. Melihat jumlah emas yang banyak, petani tersebut tergiur sehingga menjualnya. Ternyata setelah 300 hari emasnya pun sudah habis. Dan dia akhirnya jatuh miskin karena tidak ada lagi angsa emas yang memberikan dia telur emas setiap hari.
Contoh tahun 2013 pertamina sumbang rp 78 trilyun dari keuntungan dan pajak. Selama 57 tahun berdiri Pertamina sumbang sekitar (ekivalen) rp 4.446 trilyun. Ini mengalir terus. Kecuali jika ada yang menjualnya
Jika Pertamina kita jual misalnya Rp 150 trilyun, uang tersebut cuma kita nikmati 2 tahun saja. Setelah itu tidak ada lagi pemasukan kita.
Contoh tahun 2002 Megawati menjual Indosat seharga US$ 627 juta (kurs saat itu jadi sekitar Rp 5,7 trilyun). Uang Rp 5,7 trilyun sekarang sudah habis dan Indonesia nyaris tak dapat apa-apa lagi dari Indosat. Ternyata Indosat sekarang mendatangkan 60 juta pelanggan bagi Ooredoo, perusahaan asing yang memiliki Indosat dan menyumbang 25% pendapatan dari Ooredoo. Jika dari setiap pelanggan saja Indosat dapat untung Rp 100 ribu/tahun, dari 60 juta pelanggan Ooredoo dapat Rp 6 trilyun/tahun. Dalam 12 tahun sejak dijual, Indonesia bisa dapat Rp 72 trilyun. Tapi itu ditukar Mega dengan uang hanya Rp 5,7 trilyun saja?
Referensi:
Jawaban Megawati Soal Jual Indosat dan Telkom
https://infoindonesiakita.com/2014/04/05/jawaban-megawati-soal-jual-indosat-dan-telkom/
Buy Back atau Buat Indosat Baru?
https://infoindonesiakita.com/2014/09/08/buy-back-atau-buat-indosat-baru/
Filed under: Kemandirian Nasional |
Kita melihat pemimpin pandai,berwibawa,merakyat,dan lain – lain penyebutan… Sehingga terpesona akhirnya terperdayalah kita.Tapi kita kurang menyadari apa sebenarnya pemimpin itu ( bukan pimpinan) ? apakah pemimpinmu itu…: merasakan bahwa rakyatnya kelaparan,kebingungan , ketakutan, ketidak pastian, keputus-asaan, sampai pada akhirnya berjalan tanpa arah jelas…? Pemimpin itu harusnya mampu membangun potensi rakyatnya,meng-alokasikan dana yang tepat sesuai pemberdayaan,penerapan technology untuk pengelolaan sumber daya alam, melaksanakan program jangka pendek untuk memperbaiki system pelaksanaan berikutnya, merancang pencapaian kerja sehingga optimalisasi kinerja pelaksana maksimal,ada tahapan jelas pencapaian target kemajuan ; kasihan engkau wahai rakyat yang hanya mampu memilih pemimpin bermental pimpinan yang meng-intimidasi,merelokasi anggaran, berbicara kebenaran,bercita-cita,dll…yang semuanya itu untuk kepentingan diri… Sadarlah wahai saudara mari perbaiki pengetahuan kita mudaha-mudahan masih ada waktu yang tersisa Insya Allah….Aamiiiin