Presiden Jokowi memerintahkan Pertamina untuk mengurangi pemakaian Dollar. Ini guna menghindari penguatan Dollar terus-menerus terhadap rupiah. Cuma, bagaimana caranya?
Setiap hari Pertamina butuh US$ 80 juta untuk impor BBM. Bagaimana cara agar Pertamina tidak pakai Dolar AS?
Ada beberapa cara:
1. Pertamina harus membeli BBM dari dalam negeri dengan Rupiah. Saat ini Pertamina hanya mengelola 10% ladang minyak di Indonesia. 90% lainnya dikuasai oleh perusahaan2 minyak asing seperti Chevron, Exxon, Conoco, dsb. Chevron bahkan mengekspor 400.000 bph dari ladang minyak di Riau. Ini setara dengan US$ 16 juta/hari. Ini angka dari Chevron. Bisa jadi rielnya 4x lipat karena tidak ada yang memeriksa dan menghitung produksi dan ekspor minyak Chevron ke luar negeri.
Jika Kilang Minyak kurang, ya harus dibangun.
2. Boleh dikata Pertamina tidak membeli minyak dari AS. Jadi sebetulnya tidak perlu pakai uang dolar AS. Tapi dengan mata uang negara2 eksportir tsb yang umumnya berasal dari Timur Tengah, Iran, dan Singapura (Indonesia impor BBM dari Singapura karena tidak punya cukup kilang minyak). Pakai Real atau Dolar Singapura.
3. Jika sulit mendapat uang negara eksportir, Pertamina bisa membayarnya dengan emas atau perak sesuai kesepakatan.
Itu adalah 3 cara mengurangi pemakaian Dollar AS. Dengan negara2 eksportir utama, Indonesia harus membicarakan agar pembayaran bisa dilakukan dengan mata uang masing-masing, atau dengan emas dan perak.
Pertamina Butuh US$ 80 Juta/Hari Untuk Impor BBM
Foto2:
Filed under: Ekonomi |
Tinggalkan Balasan