Saat teroris membuat 6 ledakan di Sarinah dan juga tembak-menembak dengan polisi di Starbucks Coffee, banyak orang bukannya lari menjauh, justru bertindak kebalikan. Mereka menonton para teroris dari jarak dekat.
Akibat aksi teroris ini 8 orang tewas dan 20 orang terluka. Seorang polisi tewas, 2 warga sipil (seorang berkebangsaan Kanada), dan 5 teroris tewas. Sementara 2 teroris berhasil ditahan.
Dari 20 korban terluka, seorang korban akhirnya tewas dan dimakamkan secara Islam.
Cuma saat kejadian tanggal 14 Januari 2016, sementara polisi berlindung di balik mobil, orang-orang awam justru menontonnya di tempat terbuka. Seolah-olah sedang terjadi shooting film action.
Ada juga yang mengambil foto selfie di tempat kejadian.
Ada juga pedagang asongan menjajakan kopi dan rokok pada orang-orang yang ada di tempat kejadian.
Pedagang sate ini tetap membakar sate meski hanya 100 meter dari tempat kejadian. Dia tetap setia menyajikan sate kepada para pembelinya. Teroris berbuat teror. Saya tetap cari makan untuk keluarga saya, katanya.
Kalau ini kebangetan sekali jika benar. Seorang ibu selfie tepat di depan teroris yang memegang senjata. Ibu ini lengkap dengan senjata tongkat tongsis nya… Meski ada sebagian orang yang bilang foto ini editan. Ternyata benar itu foto editan:
Melihat reaksi warga Jakarta seperti ini, dan dimuat di berbagai media internasional, bisa jadi Khalifah ISIS, Al Baghdadi, kecewa berat. Harusnya warga pada ketakutan sama teror ISIS. Kok dianggap jadi hiburan?
Filed under: Kejahatan |
asiiiik…. ada film laga