Persaingan Gojek, Grab, dan Angkutan Online dengan Taksi dan Angkutan Umum

Gojek2

Rezeki itu sudah diatur oleh Allah.
Kalau ada 100.000 pengemudi Gojek di Jakarta dan 200.000 di Indonesia, saya percaya. Lah di sekitar tempat saya saja banyak supir Gojek. Jadi meski ada 10.000 supir angkutan yang demo, jumlahnya tidak seberapa dibanding dengan supir angkutan online. Dan supir angkutan umum ini umumnya menderita karena diperas habis oleh majikan mereka.

Namanya orang itu kan bisa pindah kerja. Tidak rigid. Banyak tukang ojek / penganggur di daerah saya berubah jadi tukang Gojek. Supir Taksi yang setoran Rp 450.000/hari juga malah untung bisa cicil mobil Rp 150.000 sehari dan jadi supir Grab / Uber. Kan dari selisih setoran taksi dia untung Rp 300.000/hari atau Rp 9 juta / bulan.

Biarkan saja masyarakat / konsumen jadi hakim. Yang bagus akan dipakai. Yang buruk otomatis ditinggal

Kebetulan saya sudah pernah merasakan ojek, gojek, mikrolet, metromini, bis, taxi, grab, dan uber. Jadi paham… 🙂

Dari tarif juga saya lihat wajar. Untuk jarak 2,5 km, Gojek mengenakan tarif Rp 12.000 – Rp 17.000 (tergantung jam sibuk). Nah konsumsi bensin motor itu antara 40 – 60 km / liter. Jadi paling boros habis cuma 0,06 liter atau kurang dari Rp 500 sekali jalan. Paling cuma 10 menit. Artinya sejam minimal bisa 4 rit tuh dengan total pendapatan Rp 60.000 jam. Kalau kurang ongkos bensin, cuma Rp 58.000/jam. Kalau sehari itu sekitar Rp 464.000/hari (8 jam). Dipotong Gojek 20%, masih dapat Rp 371.000 / hari. Sebulan bisa Rp 10 juta.

Luar biasa? Ya itu kalau rajin mau narik terus2an. Banyak yang penghasilannya antara Rp 4 juta – 8 juta. Kalau Ojek biasa, itu kan bisa 1-2 jam nganggurnya.

Lah Taksi yg plat kuning itu yang kemahalan. Masak dalam kota ada orang yang ke Kelapa Gading sampai Rp 300.000. Padahal proposal bisnis belum tentu deal. Itu pun harus direvisi pula.

Kalau Mikrolet dan Metromini, kaki kita baru satu di angkutan, mereka sudah jalan. Ibu saya yang umur 74 tahun marah2 gara2 ini. Karyawan Telkom kan ada yang tewas karena terjatuh dari Metromini.

Kalau kita turun juga jarang metromini / bis benar2 berhenti. Salah2 kaki kita keseleo. Saya pernah harus urut ke Haji Naim gara2 ini.

Kalau buruk, nanti juga supir Gojeknya pada mabur. Kalau saya melihatnya pada sistem keadilan. Kalau perusahaan cuma mengambil fee sebesar 20% dari transaksi masih wajar. Kalau sampai 64% lebih (misalnya setoran Rp 450.000/hari sementara pendapatan Rp 700.000/hari saja susah), nah itu mencekik para pengemudi. Mau kata lokal, asing, atau aseng, menurut saya tidak benar⁠⁠⁠⁠.

Kebetulan saya sudah pernah merasakan ojek, gojek, mikrolet, metromini, bis, taxi, grab, dan uber. Jadi paham… 🙂

Pendiri sekaligus CEO Gojek, Nadiem Makarim mengatakan, saat ini jumlah pengemudi Gojek sekitar 200 ribu dan 100 ribu di antaranya berada di kawasan Jakarta.
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20151022175901-185-86730/gojek-setop-rekrut-pengemudi-di-jakarta/

2.000 Pengemudi Gabung ke GrabTaxi
http://news.okezone.com/read/2015/03/13/15/1118233/2-000-pengemudi-gabung-ke-grabtaxi

5.000 Mobil Rental Telah Bergabung di GrabCar
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20151022074534-185-86530/5000-mobil-rental-telah-bergabung-di-grabcar/

Uber Punya 6.000 Mitra Pengemudi di Indonesia
http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150916145210-185-79137/uber-punya-6000-mitra-pengemudi-di-indonesia/

Satu Tanggapan

  1. rejeki seseorang itu ga kan pernah tertukar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: