Transportasi Harus Terjangkau dan Sesuai Kebutuhan

transportasi

Infrastruktur itu tidak perlu canggih2. Yang penting kita sampai ke tempat tujuan dgn cepat. Itu saja.
Dulu jalan di Rakha Amuntai itu sekedar muat 1 mobil. Itu pun tahun 1970-an jarang ada mobil. Rata2 sepeda. Kalau ada 2 mobil paling yang 1 minggir sedikit ke pinggir jalan yang ada tanahnya. Sekarang bisa 2 mobil dan truk bisa lewat.

Di Kalimantan dulu juga banyak gerobak2 yang diangkut sapi lalu di jalan raya. Di Banjaran, Bandung Selatan orang biasa pergi ke pasar pakai kereta kuda delman. Tak sampai 30 menit sampai. Kecepatannya bisa 40 km/jam. Tak jauh beda dgn Busway yang maksimal 50 km/jam. Pengalaman saya naik Busway, 10 km itu bisa ditempuh 1,5 jam lebih. Jadi kereta kuda itu sudah lebih dari cukup kecepatannya.

Sapi dan kuda itu bisa beranak-pinak. Jadi bisa mereka jual.

Jadi kalau penduduk Papua yang jumlahnya cuma 1000 orang di tengah hutan atau tengah gunung harus dibangun jalan 2000 km ke kota ya tidak ekonomis. Masak rp 4 trilyun cuma dihabiskan untuk 1000 orang? Rp 4 milyar cuma buat 1 orang? Tiap 2-3 tahun keluar segitu lagi buat perbaikan? Sanggup beli mobil rp 200 juta dan bensin rp 75 ribu/liter? Jika disama2kan dgn di Jakarta juga akhirnya jadi beban yang berat.

Di Yogyakarta pun hingga tahun 1970-an sepeda masih jadi angkutan yang utama.

Jadi angkutan umum itu tidak harus berupa mobil

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: