Di AS serba salah. UMR Rp 10 juta, karena harga barang mahal mereka tetap miskin. Sementara banyak pengangguran karena perusahan2 memindahkan pabrik mereka ke CIna, Vietnam, Thailand, dsb yg lebih murah upahnya. Jadi sulit pemerintah menaikan UMR lagi.
Ini akibat Globalisasi di mana barang dari luar bebas masuk ke dalam negeri tanpa hambatan apa pun seperti pajak atau kuota. Akibatnya usaha dalam negeri ambruk dan pengangguran merajalela. Sebelum sistem ekonominya dibenahi dulu, harus sabar. Jangan sampai Indonesia bernasib seperti AS.
Lihat kota Detroit di AS yg dulu merupakan pusat industri mobil. Penduduknya susut dari 1,8 juta jadi 700 ribu jiwa. Rumah2 dan gedung2 banyak yang ditinggalkan kosong karena penghuninya mencari tempat lain untuk cari makan. Kejahatan merajalela. Itu karena industri mobil mereka tak bisa bersaing lagi. Secara teknologi AS itu paling hebat. Tapi dari segi harga, kalah dgn Jepang, Korea, Cina, dsb:
http://en.wikipedia.org/wiki/Decline_of_Detroit
Di AS, meski UMR Rp 10 juta lebih, toh para buruh seperti karyawan McDonald ada yang mengeluh karena tak bisa beli sepatu untuk anaknya. Ini karena harga2 barang mahal di sana.
Sebaliknya jika harga2 barang murah, apalagi kalau sekolah dan kesehatan gratis, meski gaji tidak besar juga insya Allah cukup.
Dan yang penting adalah Syukur dan Sabar. Syukuri apa yang ada dan bersabar atas apa yang ada. Jangan demo melulu yang akhirnya merugikan orang lain. Pelajari dan amalkan juga sikap Qana’ah atau merasa cukup. Dgn qana’ah, kita akan selalu merasa cukup berapa pun yang kita terima.
http://infozaman.blogspot.com/2013/11/tuntutan-umr-jakarta-rp-37-juta-berbau.html
Filed under: Neoliberalisme |
Tinggalkan Balasan