Gaji dan Tunjangan PNS Rp 117 Juta Lebih per Bulan!


GAJI RAKSASA

Kalau Gaji PNS dan tunjangannya sedemikian besar seperti ini sehingga lebih dari Rp 117 juta/bulan, nyesek juga saya sebagai rakyat yang harus membayar pajak (PPN, PPH, PBB, dsb) guna membayar gaji mereka.
Saya harus cape berlari-lari mengejar bis guna pergi dan pulang kantor, mereka enak saja menikmati rumah dan mobil mewah dari hasil keringat saya… 🙂

Mbok gaji dan tunjangan itu yang wajar-wajar saja. Sehingga tersisa dana guna mensejahterakan rakyat dan tidak terlalu memeras rakyat.

Baca lebih lanjut

Cara Ahok Mengendalikan Nafsu Ingin Kemewahan


Mobil Mewah

Sekedar sharing bagaimana Ahok yang Non Muslim bisa mengendalikan keinginannya untuk memiliki mobil mewah. Orang2 Islam harusnya bisa lebih baik. Jangan sampai malah boros punya 11 mobil mewah yang nilainya puluhan milyar rupiah akhirnya jadi Koruptor. Jadi Pencuri! Pemboros itu saudaranya setan.

Baca lebih lanjut

Mobil Mewah Pejabat Rp 1,3 Milyar dan Jutaan Rakyat yang Kelaparan


Data WHO menyebutkan, selama tiga tahun terakhir (2005-2007) sedikitnya 50 ribu orang Indonesia melakukan bunuh diri akibat kemiskinan dan himpitan ekonomi (Harian SIB). Di Yahukimo, Papua, dikabarkan 113 orang meninggal dunia karena kelaparan (Okezone.com). Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan tahun 2005, dari 241.973.879 penduduk Indonesia sebanyak enam persen atau sekitar 14.500.000 orang menderita gizi buruk (baca: kelaparan). Sebagian besar penderita gizi buruk tersebut berusia di bawah lima tahun (Kompas.com). Sepertiga Balita di Indonesia mengalami kurang gizi/busung lapar akibat kelaparan.

Sementara hutang Indonesia setiap tahun terus bertambah hingga saat ini melebihi Rp 1.600 trilyun.

Baca lebih lanjut

Gaji Raksasa Pejabat Pemerintah dan Swasta vs Kemiskinan Rakyat


GAJI RAKSASA“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur… niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim” [At Takaatsur]

Saat ini di berbagai belahan dunia para pejabat dan eksekutif swasta berlomba-lomba mendapatkan gaji raksasa yang amat besar. Mereka begitu tamak dan tidak pernah merasa puas akan gajinya yang besar dan tidak peduli jika bawahan atau rakyatnya justru hidup kekurangan atau mati kelaparan.

Sebagai contoh, setahun sebelum bangkrut, ENRON membayar 140 managernya sebesar US$ 680 juta (Rp 6,8 trilyun) atau masing-masing sebesar Rp 48 milyar. CEO (pimpinan) Enron, Lay, menerima US$ 67 juta (Rp 670 milyar). Sementara karyawan bawahan hanya menerima bayaran SAHAM sebesar US$ 401.000/orang yang hanya boleh dijual jika mereka berumur 50 tahun. Akibatnya ketika ENRON bangkrut dan nilai sahamnya tidak ada artinya lagi, mereka tidak dapat apa-apa!

Baca lebih lanjut

Pejabat Boros dan Kemelaratan Rakyat


92 orang mati kelaparan di Yakuhimo Papua VS Rp 46 Milyar biaya Pelantikan anggota DPR

Sering pemerintah menaikkan berbagai tarif/harga kebutuhan masyarakat seperti BBM, Listrik, PAM, biaya pendidikan di PTN dan SMUN dengan dalih tidak punya cukup uang. Padahal pemerintah menerima pajak dari rakyat seperti PPN, PPH, PBB, STNK, dsb yang besarnya mencapai lebih dari 50% APBN!

Baca lebih lanjut

Mahalnya Biaya Politik dan Perolehan Minimal Parpol Pendukung Calon Presiden


Saat ini di DPR sibuk diperbincangkan persentase suara minimal dari parpol/gabungan parpol yang bisa mendukung Calon Presiden Indonesia 2009 untuk maju.

Golkar mengusulkan angka 30%, PDIP mengusulkan 20%, sedang Parpol lain mengusulkan 15%, 10%, ada pula yang sebatas Electoral Threshold.

Pada angka 30%, maka para Capres jika bisa menggandeng Golkar juga harus mengandeng Parpol lain untuk maju. Kadang untuk “menggandeng” ini diperlukan banyak uang seperti kasus Pilkada di DKI baru-baru ini di mana seorang Calon Wakil Gubernur dimintai uang Rp 1,5 milyar hanya dari satu Parpol.

Baca lebih lanjut

Skandal Seks Pejabat – Memakai Uang Rakyat untuk Maksiat?


Max Moein dengan seorang perempuan

Max Moein dengan seorang perempuan

Beberapa pejabat tertangkap basah selingkuh di antaranya dengan pelacur. Padahal upah pelacur kelas atas Rp 5-7 juta sekali main. Jadi jika pejabat tersebut main seminggu sekali akan habis Rp 28 juta lebih per bulan hanya untuk maksiat. Padahal gajinya hanya Rp 30 juta per bulan (belum dipotong buat partai).

Oleh karena itu pejabat yang selingkuh bukannya memakai uangnya untuk memakmurkan rakyat justru memakainya untuk maksiat. Karena biaya zinah cukup besar, dia juga bisa melakukan korupsi untuk itu. Di antaranya ada yang dituduh korupsi menerima uang suap.

Baca lebih lanjut

Indonesia: Kaya Migas, Ekspor Migas, dan Kekurangan Migas


Antri BBM di SamarindaIndonesia dilanda krisis energi. Negara Indonesia kaya dengan minyak, gas, dan batubara. Toh rakyat kekurangan minyak dan gas. Sering rakyat menghabiskan waktu berjam-jam dan tenaga hanya untuk antri minyak tanah dan gas. PLN pun sering padam. Akibatnya pabrik-pabrik dan kantor berhenti beroperasi. Karyawan dan buruh menganggur.

Rakyat diminta menghemat pemakaian energi. Padahal menurut Faisal Basri di Kompas, konsumsi listrik Indonesia sudah paling rendah di banding negara2 ASEAN lainnya, bahkan Cina. Pemakaian listrik di Indonesia hanya 400 kWh, sementara Filipina 500 kWh,Thailand 1.500 kWh, dan Malaysia 2.700 kWh.Ketersediaan listrik bagi rakyat Indonesia pun masih rendah, hanya sekitar separuh dari seluruh rumahtangga yang ada. Bandingkan dengan Vietnam yang sudah 79 persen, Filipina 80 persen, Thailand 84 persen, dan China 99 persen. Di antara 12 negara sekawasan, Indonesia menempati juara 11.

Baca lebih lanjut

Hemat BBM dengan Tata Kota


Tidak banyak orang yang membahas mengenai hal ini, tapi banyak hal yang bisa dihemat jika Tata Kota dilakukan dengan baik.

Paling tidak 2 juta pekerja di Jakarta berasal dari luar kota Jakarta seperti Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok. Jika sekali tempuh dari rumah hingga ke kantor masing-masing orang sejauh 50 km, maka pulang pergi mereka menempuh jarak sejauh 100 kilometer.

Baca lebih lanjut

Studi Banding Anggota DPR: Buang-buang Uang Rakyat


Meski Indonesia termasuk negara miskin, namun banyak anggota DPR dan DPRD yang tidak sadar menghamburkan milyaran rupiah dengan alasan untuk studi banding.

Sebagai contoh 40 anggota DPRD Riau nyaris menghabiskan Rp 1,6 milyar untuk kunjungan ke negara-negara Asia dan Eropa. Ditambah “uang saku” Rp 50 juta per orang maka total biaya Rp 3,6 milyar! Padahal tujuannya tidak jelas. Dan hasil dari kunjungannya juga biasanya tidak ada.

Baca lebih lanjut