Mainan Ayunan yang Rusak di Taman Simanjuntak


Broken Park

Yusuf (4 tahun) kecewa mendapati semua ayunan ternyata sudah rusak di Taman Simanjuntak Jakarta Timur. 2 ayunan dari 4 ayunan yang tersisa, akhirnya rusak.

Ini karena ayunan tersebut dirancang hanya untuk anak-anak kecil. Bukan orang dewasa. Padahal tidak jarang banyak ibu-ibu yang beratnya 70 kg lebih memangku anaknya yang berusia 3 tahun atau kurang di ayunan tersebut. Ada juga bapak2 yang naik ayunan sambil memangku anaknya. Tak heran dalam waktu kurang dari setahun, ayunan tersebut rusak semua.

Baca lebih lanjut

Menutup Tanah dengan Aspal dan Beton


Taman Simanjuntak3

Banyak orang yang tidak suka tanah. Karena jika hujan jadi becek. Jika kemarau jadi debu. Padahal dari tanah itulah kita bisa mendapati berbagai tanaman pangan seperti padi, gandum, kentang, jagung, dan sebagainya.

Dari tanah lah kita bisa menikmati berbagai buah-buahan seperti Mangga, Pisang, Jambu, Duren, dsb. Kita juga bisa dapat berbagai sayur mayur seperti kol, seledri, sawi, dsb.

Baca lebih lanjut

Pelarangan Mobil Murah dan Kurangnya Angkutan Umum


Macet itu karena pemakaian Jalan per orang tinggi. Misalnya rumah di bogor kantor di jakarta. 1 orang pakai jalan sepanjang 100 km pp setiap hari. Kalau diatur perumahan dan perkantoran hingga 1 orang cukup naik mobil 1 km pp setiap hari, niscaya tidak akan macet. Jumlah mobil yg melintas 1 jalan jadi berkurang 1/100 nya.

Jadi tolong pakai cara lain tanpa harus melarang2 orang pakai mobil. Coba mulai dari diri sendiri terutama para pejabat yg melarang mobil untuk tidak pakai mobil. Coba naik mobil bis yang jumlahnya sekarang malah berkurang.

Contoh bis 921, 107 (Blok M-KP Melayu), dan 57 (Blok M – Pulo Gadung) yang total kapasitasnya sekitar 30 ribu orang/hari malah tidak beroperasi lagi sekarang. Akibatnya ada penumpang yang biasanya cuma 1 x jalan, sekarang nyambung hingga 3x karena harus turun di Mampang. Otomatis biaya transportasi naik dari Rp 6000/hari pp jadi Rp 18.000/hari.  Sebulan pengeluaran bertambah sebesar Rp 360 ribu!

  Baca lebih lanjut

Hutan Kota Sebagai Paru-paru Kota dan Tempat Rekreasi


Bayangkan jika satu kota hanya terdiri dari hutan beton dan aspal yang dikerumuni dengan jutaan kendaraan bermotor. Air hujan tak bisa menyerap. Sehingga banjir/tergenang di musim hujan dan segera terbuang ke laut. Sementara musim kemarau, air tanah kering.

Asap dari jutaan kendaraan pun meracuni udara kota. Membuat jutaan penduduknya keracunan seperti di kamar gas raksasa. Jakarta merupakan ibukota dengan udara terkotor ke 3 di dunia setelah Mexico City dan Bangkok.

Baca lebih lanjut

Kota Kecil adalah Kota yang Menyenangkan dan Indah


Di AS setelah melakukan berbagai penelitian tentang prestasi sekolah, tingkat kejahatan (keamanan), jumlah sekolah, pengeluaran rumah tangga, mutu udara, lapangan kerja, pendapatan keluarga, musium, taman, bioskop, dan berbagai fasilitas lainnya, akhirnya dipilih kota-kota yang menyenangkan untuk tinggal.

Kota yang dipilih adalah kota yang jumlah penduduknya minimal 50 ribu jiwa. Ternyata semua kota pilihan jumlah penduduknya kurang dari 400 ribu jiwa. Bukan kota-kota besar seperti New York, Los Angeles, Chicago, Detroit yang penduduknya jutaan dengan tingkat kejahatan yang tinggi.

Baca lebih lanjut