Pancasila dan Krisis Ekonomi: Menata Ulang Posisi Negara, Pasar, dan Rakyat dalam Kegiatan Perekonomian


Sistem Ekonomi Neoliberalisme yang dianut AS dan sejumlah negara seperti Indonesia akhirnya menyebabkan dunia kembali tenggelam dalam Krisis Keuangan Global. Meski para ekonom Neoliberalis menganggap bahwa krisis ini cuma sekedar “Kegagalan Pasar” (Market Failure) yang bisa dikoreksi dengan “Intervensi” Pemerintah, namun sebetulnya itu adalah cacat bawaan dari Sistem Ekonomi Neoliberalisme yang akan selalu terulang kembali.

Pemenang Nobel bidang Ekonomi, Joseph Stiglitz menyatakan bahwa dalam 20 tahun terakhir hingga tahun 2008 sudah terjadi 3 kali Krisis Keuangan. Akibat Krisis Keuangan Global, pemerintah AS harus mengucurkan US$ 700 milyar (sekitar Rp 7.000 trilyun) untuk menyelamatkan “Pasar.” Untuk perusahaan AIG saja AS mengucurkan dana US$ 152,5 milyar. Indonesia sendiri dari tahun 1998 hingga 2008 sudah 2 kali mengalami krisis. Pada tahun 1998 pemerintah mengeluarkan dana sampai Rp 600 trilyun lewat KLBI dan BLBI. Jumlah yang melebihi APBN waktu itu.

Baca lebih lanjut

Siapa Bilang Swasta Tidak Bisa Rugi atau Bangkrut?


MadoffBanyak orang berkata bahwa jika BUMN diprivatisasi jadi perusahaan Swasta, maka akan lebih baik. Karena Swasta menggunakan dananya sendiri, maka mereka jadi lebih hati-hati. Begitu alasannya.

Namun pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena kalau perusahaan tersebut menengah kecil, mungkin masih murni memakai uang sendiri. Tapi umumnya perusahaan swasta menengah atas, apalagi asetnya sudah sampai trilyunan rupiah lebih, hanya sebagian kecil yang menggunakan uang pribadi. Umumnya menggunakan dana pihak lain atau uang rakyat mulai dari sekedar pinjaman Bank, atau pun dengan menarik dana masyarakat dengan melempar saham di Bursa Saham.

Baca lebih lanjut

Bank Syariah – Lebih dari Sekedar Bank!


Alhamdulillah saat ini telah berkembang banyak Bank-bank Syariah. Bukan hanya pemain lama seperti Bank Muamalat, namun Bank-bank yang sebelumnya bergerak di bidang Bank Konvensional pun sekarang membuka divisi Bank Syariah seperti Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, Bukopin Syariah, dan sebagainya. Bahkan Bank-bank kelas dunia seperti Standard Chartered dan Citigroup pun membuat Bank Islam!

Dari Wikipedia disebutkan Aset lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per tahun. Citi Islamic Investment Bank (CIIB) dalam 5 tahun melakukan transaksi syariah sebesar US$ 7 milyar. Dari situs BI disebutkan pencapaian target asset tahun 2009 sebesar Rp.87 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 75%. Secara bisnis, potensi Bank Syariah tidak diragukan lagi.

Baca lebih lanjut

Kritik untuk Chatib Basri: NEOLIBERALISME MEMANG ADA!


Wanita dan Anak-anak Berebut BLTIsyu Neoliberalisme sedang marak.

Faisal Basri, Chatib Basri menolak adanya Neoliberalisme. Sementara para ekonom Kerakyatan seperti Revrisond Baswir, Ichsanuddin Noorsy, Kwik Kian Gie, menuding adanya Neoliberalisme yang mendominasi pemerintahan.

Terlepas dari Capres “X” Neoliberalis atau tidak, mari kita lihat Neoliberalis itu seperti apa. Ini bukannya untuk menjatuhkan, karena Neoliberalisme saat ini seperti barang najis yang tidak seorang pun mau disebut Neoliberalis karena Neoliberalisme terbukti telah menyebabkan dunia jatuh dalam Krisis Global.

Baca lebih lanjut

Apa itu Neoliberalisme?


Saat ini ramai diberitakan bahwa Capres “X” atau Cawapres “Y” adalah Neoliberalis atau Antek Asing sementara pihak yang tertuduh atau simpatisannya membelanya. Istilah “Neoliberalis” jadi populer sekarang.

Tapi masih banyak orang yang tidak tahu “Apa sih Neoliberalis itu?” Oleh karena itu saya akan mencoba menjelaskannya sesederhana mungkin sehingga orang awam bisa memahaminya.

Baca lebih lanjut

Memperkuat Rupiah dengan Koin Emas Rupiah


Mata Uang RupiahTanpa Mata Uang yang kuat, Indonesia akan terus kena krisis keuangan dan seluruh rakyat Indonesia akan terus termiskinkan. Tahun 1946 1 US$ hanya Rp 1,88. Sedang sekarang 1 US$ 12.000. Jadi nilai rupiah turun hingga 6.000 kali lipat lebih (600.000%!).

Solusinya menurut saya RP harus kuat. Bisa saja pemerintah mengeluarkan Koin Rupiah Emas seberat 4 gram 22 karat (nilainya mungkin sekarang Rp 1,4 juta. Pemerintah bisa saja mengeluarkan uang rupiah persis seperti sekarang. Namun dipatok ke rupiah emas. Misalnya Rp 100.000 = 0,1 Rp Emas., Rp 50.000=0,05 Rp Emas, dan seterusnya UMR bisa dipatok 1 koin rupiah emas, jadi tiap tahun buruh tidak perlu demo karena gaji mereka otomatis naik mengikuti emas.

Baca lebih lanjut