Posted on Agustus 17, 2015 by Admin

Tomat dibuang petani di jalan Cikajang Garut karena harga terlalu murah. Di Supermarket Rp 40.000/kg sementara di Petani cuma Rp 200/kg.
Dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah menghadang barang dagangan dari luar kota. Barangsiapa di hadang, kemudian sebagian barangnya dibeli, maka jika pemilik barang telah datang ke pasar, ia boleh memilih (antara membatalkan atau tidak).” Riwayat Muslim.
>>> Orang desa dibolehkan menjual barang dagangannya di kota. Artinya harus ada Pasar yang terbuka
Kalau di petani harga tomat Rp 200/kg dan di supermarket rp 40.000/kg, berarti ada yang salah dalam distribusi/penjualan.
Baca lebih lanjut →
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Filed under: kenaikan harga barang, Neoliberalisme | Tagged: Garut, petani, Tomat | Leave a comment »
Posted on Oktober 12, 2009 by Admin
Berbagai kenaikan harga yang ditetapkan oleh pemerintah seperti kenaikan harga Elpiji, tarif Tol, Listrik, dan sebagainya akhirnya menyebabkan kenaikan harga barang lainnya seperti beras atau Sembako lainnya. Meski pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri, guru, polisi dan tentara, namun jumlah mereka cuma sekitar 5 juta atau kurang dari 2,5% dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 240 juta jiwa.
Paling banter hanya 20% rakyat yang menikmati kenaikan harga tersebut. Sisanya 80% rakyat Indonesia atau sekitar 200 juta orang justru makin menderita atau makin miskin karena penghasilan mereka tidak naik sebesar kenaikan harga barang-barang kebutuhan rakyat. Bahkan sebagian bisa terkena PHK karena perusahaan tidak lagi kuat menanggung biaya operasional yang semakin tinggi sementara daya beli rakyat justru menurun. Mayoritas rakyat Indonesia miskin hingga 11,5 juta di antaranya menderita busung lapar/kurang gizi.
Baca lebih lanjut →
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Filed under: Kemiskinan, kenaikan harga barang | 7 Comments »